Sabtu, 07 September 2013

Hai, ini cerpen pertama saya, sebenernya buat ini juga karna ada tugas b.indo sih, hihi. Selamat membaca :) maaf kalau ceritanya,alurnya,tokohnya tidak bermutu :D Kritik dan saran selalu ditunggu :)

Pertemuan Kembali

Hai selamat bertemu, lagi..
Aku sudah lama menghindarimu,
Sialku lah kau ada disini,
Sungguh tak mudah bagiku, rasanya tak ingin bernafas lagi.

“Bila” suara itu, suara yang sangat aku rindukan, suara yang dulu sangat aku sukai, suara yang selama beberapa tahun ini berusaha aku lupakan.
“Aldi?” Aldi, lebih tepatnya Alvaro Maldini yang lebih akrab dipanggil Aldi. Cowok tinggi, berkulit sawo matang, mempunyai mata sipit, hidung mancung, dan rambut yang menutupi sebelah matanya.
“Hai, apa kabar?”
“Baik, kamu? Eh maksud gue lo?”
“Gue juga baik kok.” Kata dia sambil tersenyum menatapku. Ya Tuhan, aku benci keadaan seperti ini, keadaan dimana aku merasakan rasa panas diseluruh tubuhku, keadaan dimana jantungku terasa berdetak lebih cepat dari tempo yang sewajarnya.
Aku menunduk, tidak berani menatap kearahnya.
Hening.
What would you do if my heart was torn in two.
Tiba-tiba ringtone handphoneku berdering, aku meminta ijin kepada Aldi untuk menganggkat panggilan itu, dan Aldi mengangguk. Aku berdiri agak jauh dari tempat aku dan Aldi berada.
“Halo, iya le, iya ini juga mau pulang kok, oke, bye.”
Ternyata panggilan itu dari Ale, adik lelakiku satu-satunya, dia menyuruhku untuk segera pulang karena ini sudah larut malam. Memang aku tidak boleh pulang lebih dari jam 10 malam, selain karena aku seorang perempuan, juga karena memang sudah peraturan dirumah untuk tidak pulang lebih dari jam 10 malam bahkan peraturan itu juga berlaku untuk Ale.
Selesai menerima telepon, aku segera berjalan kembali menghampiri Aldi yang kulihat sedang asyik memainkan handphone miliknya. Aku menepuk pelan bahunya, dia menoleh dan tersenyum.
“Eh udah selesai teleponnya?”
“Udah kok. Em di, maaf gue harus pulang sekarang lo tau kan kalo gue gak boleh pulang lebih dari jam 10 malam”
“Iya gak papa, gue ngerti kok, mau gue anter pulang?”
“Gak usah, gue bisa pulang naik taksi kok, lagi pula acara reuni SMA kita ini masih lama selesainya, lo pasti juga masih kangen kan sama temen-temen kita”
“Iya sih, tapi gue gak mau biarin lo pulang sendiri, pamali loh cewek malam-malam pulang sendiri, gue anter ya? please” dia berbicara dengan wajah yang memohon. Duh, lucu sekali wajahnya jika sedang memohon seperti itu, ingin rasanya aku mencubit pipinya yang sekarang terlihat tembem itu.
Karena tidak mempunyai alasan yang tepat akhirnya aku menyetujui ajakan Aldi untuk mengantarku pulang. Setelah aku dan Aldi berpamitan sama teman-teman kita yang lain, kita pulang. Selama perjalanan, suasana dimobil sangat hening, aku lebih banyak melihat jalanan yang kita lewati melalui jendela dan Aldi fokus mengemudikan mobil. Aku tidak menyangkal jika sesekali aku mencuri pandang kearahnya dan aku rasa dia juga seperti itu dan bahkan terkadang pandangan kita bertemu lalu kita saling melempar senyum.
“Thanks ya Al, buat tumpangannya” ujarku sambil ingin membuka pintu, tapi tiba-tiba Aldi menahan lenganku, aku menoleh dan menatap sebentar lenganku yang dipegang Aldi lalu menepisnya dengan halus.
“Eh maaf, gue cuman mau ngomong, besok mau nemenin gue ke pantai gak?” katanya sambil menatap dalam mataku.
Aku hanya bisa menganggukkan kepalaku dan langsung terburu-buru turun dari mobilnya karna aku tidak mau Aldi memergoki pipiku yang sedang memerah.
“Gue jemput jam 9 yaa..” lanjutnya lagi.

***

Sudah dari setengah jam yang lalu aku mematut diri didepan kaca, berganti-ganti pakaian untuk menemukan baju apa yang pantas aku kenakan untuk pergi bersama Aldi nanti. Akhirnya pilihanku jatuh pada kaos lengan panjang hijau bergambar keroppi dengan celana jeans hitam dan tas selempang berwarna hijau tua. Tidak lama setelah aku selesai bersiap-siap, bunyi klakson dari mobil Aldi terdengar, aku segera berpamitan dengan kedua orang tuaku dan langsung keluar rumah menemui Aldi. Kali ini dia memakai kaos hitam yang dipadukan dengan kemeja kotak-kotak hitam putih dan celana jeans pendek. Sangat ganteng. Selama perjalanan, kita hanya saling diam, aku hanya sibuk untuk mengontrol detak jantungku yang semakin tidak karuan jika sedang berada disampingnya seperti saat ini. Sekitar satu jam perjalanan akhirnya kita sampai. Hhh.. sangat indah sekali pemandangannya, air laut yang bergradasi dari biru tua sampai biru muda, pasir putih yang lembut, pohon kelapa yang menjulang tinggi membuat pemandangan semakin indah serta suasana yang sepi sangat menenangkan hati.
Aku dan Aldi duduk dipinggir pantai, kita berkutat dengan pikiran masing-masing. Sampai akhirnya Aldi memulai pembicaraan.
“Bil”
“Ya?”
“Gimana kamu suka gak tempat ini?” tanyanya tanpa menoleh kearahku.
Ka-mu? Tubuhku serasa kaku mendengar satu kata itu, kata yang dulu sering kita gunakan saat berpacaran.
“Ka-mu?” ujarku menoleh kearahnya yang sebelumnya aku juga tidak melihat kearahnya.
“Iya kamu, gak papa kan kalau kita pake aku-kamu lagi?” katanya sambil menoleh kearahku dan tersenyum manis sekali.
“I-iya gak pa-pa kok” ujarku gugup sambil segera mengalihkan pandanganku dari dia.
“Aku kangen kamu Bil” ucap Aldi tanpa menoleh kearahku. Aku menoleh dengan cepat kearahnya.
Deg. Apa maksud ucapan dia barusan? Kangen? Kangen dalam artian teman, sahabat, atau seseorang yang sedang merindukan mantannya?
“Mak-sud kamu?” ucapku gugup karena detak jantungku yang semakin tidak karuan ini.
“Ya aku kangen kamu, kangen kebersamaan kita dulu, kangen kenangan yang kita buat bersama dulu, aku kangen kamu” ujarnya lirih dan masih menatap lurus ke arah air laut yang lepas.
Aku menunduk, menahan kristal putih dimataku yang akan langsung jatuh hanya dengan satu kedipan saja. Jangan nangis Bil, Bila kuat kok, hiburku dalam hati. Tiba-tiba aku merasakan tangan kiriku terasa hangat dan ternyata Aldi menggenggam erat tangan kiriku, aku menoleh dan mata kita bertemu.
“Aku masih sayang sama kamu Bil, dari dulu sampai sekarang rasa itu masih ada bahkan bertambah besar” kata Aldi sambil menatap dalam kedua mataku dan mempererat genggaman tangannya ditanganku. “Aku menyesal dulu udah pernah nglepasin kamu demi seorang perempuan yang bahkan jauh lebih buruk dari kamu, aku sangat menyesal, dan selama 2th ini aku berusaha mencarimu kemana-mana tapi sayang aku tidak pernah bisa menemukanmu sampai akhirnya kita dipertemukan lagi direuni SMA kemarin. Aku sangat bersyukur dan senang bisa bertemu denganmu lagi”. Ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
“Kamu mau kan Bil kita mulai semuanya dari awal?”
Deg. Aku tak bisa berkata-kata lagi. Mulutku terbungkam. Aku menunduk dan menangis. Ya, kalimat itu telah meruntuhkan benteng pertahanan yang telah aku buat selama 2th ini. Aku tidak menjawab pertanyaan Aldi dan terus menangis. Aku terkejut ketika Aldi memelukku. Hangat, aku sangat rindu pelukan hangat ini, sangat sangat rindu.
“Menangislah jika itu membuatmu lega” ujarnya lirih tepat ditelingaku.
“Kamu jahat Al, kamu jahat” ujarku serak sambil memukuli dadanya
Aldi hanya diam sambil terus mengusap puncak kepalaku.
“Kamu jahat, kamu udah ninggalin aku begitu aja demi perempuan itu bahkan kamu mengakhiri hubungan kita secara sepihak, kamu gak tau kan gimana kacaunya aku dulu tanpa kamu? Kamu gak tau kan kalau aku bahkan hampir melakukan tindakan yang bodoh? Dan tiba-tiba sekarang kamu datang memintaku untuk kembali sama kamu, kamu jahat banget tau gak? Gak semudah itu Al kamu memintaku untuk kembali sama kamu, aku emang masih sayang sama kamu, bahkan aku masih sangat mencintaimu, tapi aku takut, aku takut kamu membuatku seperti dulu lagi, aku takut kamu menghancurkanku lagi Al” ujarku sambil terus menangis dan memukuli dadanya.
“Maaf Bil, maaf” ujar Aldi juga sambil menangis. Ya Tuhan, aku baru pertama kali melihat dia menangis seperti ini, bahkan selama 3th kita berpacaran aku belum pernah melihatnya menangis seperti ini. Aldi melepas pelukannya dan dia menggenggam erat kedua tanganku sambil menatap dalam kedua mataku.
“Aku minta maaf kalau aku udah buat kamu hancur, asal kamu tau Bil, aku juga selama 2th ini hancur tanpa kamu, aku gak bisa hidup tanpa kamu Bil, bahkan aku memutuskan untuk berhenti kuliah karena aku gak bisa konsen ke kuliah, karena yang ada dipikiranku itu cuman kamu, only you Bil” ujar Aldi dengan air mata yg terus mengalir.
Aku diam sambil menangis sesenggukkan.
“Aku janji gak akan ninggalin kamu lagi, aku janji gak akan ngeduain kamu lagi, aku janji gak akan buat kamu hancur lagi, kamu percaya kan sama aku?” tanya Aldi sambil mentapku.
“Aku gak tau Al, aku bingung.” Aku melihat kearah lain, tidak berani menatap matanya.
“Lihat aku Bil, look at me”
Aku menatap mata Aldi.
“Apa ada kebohongan dimataku? Apa ada keraguan dimataku? Aku janji Bil, aku gak akan nyakitin kamu lagi, beri aku kesempatan, kamu mau kan balikan lagi sama aku? Please, aku rapuh tanpamu Bila.”
“Maaf Al, aku gak bisa, aku udah terlanjur kecewa sama kamu, lebih baik kita sahabatan saja”
“Tapi Bil..”
“Percayalah Al, jika kita jodoh pasti kita akan bertemu lagi.”
Hening. Tidak ada suara diantara kita berdua.
"Maaf al, aku harus pulang sekarang, aku ada urusan” jawabku memecah keheningan.
“Aku antar pulang ya?”
“Eh gak usah aku bisa sendiri” ujarku langsung pergi meninggalkan Aldi yang sedang berdiri mematung ditempatnya.
Aku tidak benar-benar pergi dari tempat itu, aku bersembunyi dibalik sebuah pohon kelapa dekat tempat Aldi berdiri sekarang. Mengintip dia yang sedang berdiri mematung dengan keadaan yang sama seperti ketika aku meninggalkannya satu jam yang lalu.
“Maafin aku Al, aku emang masih sayang banget sama kamu tapi aku gak mau kamu seenaknya hancurin aku dan dengan mudahnya memintaku kembali ke pelukanmu, semoga kamu mendapatkan perempuan yang jauh lebih baik dariku”

***

4tahun kemudian..

“Sayang, kamu kenapa sih melamun terus daritadi? Lagi ada masalah ya?”
“Eh em gak kok Al, aku gak papa”
“Oh, yaudah, gimana ini konsep pernikahan kita? Kamu mau indoor atau outdoor? Kamu mau secara adat atau modern? Kamu..”
“Ssstt..Alvaro Maldini tunangannya Bila Kinar Yuniar yang ganteng, baik, tidak sombong, kamu tenang aja ya sayang, konsep pernikahan kita udah diatur sama Bunda, jadi kita tinggal terima beres saja” ucapku memotong pembicaraan lelaki yang ada dihadapanku ini.
“Haha iya iya Bil, aku cuman mau yang terbaik aja buat pernikahan kita nanti” ucapnya terseyum manis. Aku membalas senyumannya.


***

Kala senja telah hilang dan tenggelam..
Kala hati telah terluka dan terbuai
Sekuat mungkin ku akan membuktikan
Bahwa hati itu luas tak berbatas  
Jika senja pasti akan tergantikan fajar..

Semenjak kejadian dipantai beberapa tahun yang lalu itu, memang aku dan Aldi lost contact. Aku sempat menyesali keputusanku yang tidak menerima Aldi kembali, tapi seiring berjalannya waktu aku mencoba untuk bangkit dan percaya jika Aldi jodohku pasti kita akan dipertemukan kembali. Dan setelah sekitar satu setengah tahun kita lost contact kita dipertemukan lagi dalam suatu acara antar kampus diseluruh Indonesia. Mulai dari situlah kita berhubungan kembali,  awalnya kita memang hanya berteman biasa dan aku tidak ingin berharap lebih dari Aldi, namun lama kelamaan Aldi jadi lebih perhatian dan menepati janji yang diucapkan waktu dipantai beberapa tahun lalu sehingga rasa itu kembali lagi, rasa cinta yang tumbuh kembali diantara kita berdua hingga sampai akhirnya kita memutuskan untuk menikah.
Ini cerita cintaku apa cerita cintamu? Hehe..

SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar